GUDANG karya dan inovasi, begitulah kiranya
julukan yang pantas untuk kampus Institut Sains Terapan dan Teknologi
Surabaya (ISTTS). Julukan ini pantas disematkan karena berbagai ide
inovatif terus lahir dari para mahasiswanya.
Kali ini mereka memamerkan kebolehannya dalam merakit Smart Watch dan robot Asuro. Berwarna putih, minimalis, dengan fasilitas touch screen, merupakan desain yang sempurna untuk sebuah jam tangan canggih, atau yang lebih dikenal dengan nama Smart Watch. Jam pemberian perusahaan Sony ini dimodifikasi oleh Yunus Simulya, seorang alumnus jurusan Teknik Informatika ISTTS, menjadi jam tangan dengan beragam aplikasi android yang canggih.
Bisa dikatakan, Smart Watch ini merupakan akses cepat atau "short way" penggunaan aplikasi dalam telefon genggam android yang dimiliki pengguna. Pengguna Smart Watch dapat dengan mudah mengoperasikan aplikasi tertentu melalui jam pintar ini. Beberapa aplikasi tersebut antara lain phonebook, SMS, email, kalender, music player, dan game. "Smart Watch ini dilengkapi dengan fasilitas bluetooth, sehingga dapat mentransfer beberapa aplikasi android. Untuk dapat menggunakan Smart Watch ini, pengguna memang harus memiliki telefon genggam android, jika tidak, ya tidak bisa," tutur pria kelahiran Singaraja, 13 Juni 1989.
Layaknya telefon genggam, jam tangan ini pun dapat dicharge jika baterainya habis. Tak hanya itu, jam canggih ini juga dilengkapi dengan aplikasi unik yang sengaja dirancang khusus oleh Yunus. Sebut saja aplikasi Lari!. Aplikasi semacam agenda kesehatan atau olahraga ini membantu pengguna mengatur jadwal pola olahraga yang sehat selama kurun waktu tertentu.
Menariknya, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas pemutar lagu. Jika kita berolahraga dengan berlari, lagu yang diputar secara otomatis akan bermain cepat. Begitu juga sebaliknya, jika pergerakan kita melambat, lagu pun mengikuti irama gerakan kita, yakni melambat. "Jadi semua jadwal olahraga, lamanya waktu olahraga yang baik, rutinitas, dan berapa kurun waktu yang dibutuhkan, telah diatur secara otomatis oleh aplikasi ini. Ketika berolahraga dengan diiringi musik kesukaan kita tentu akan membuat kegiatan ini menjadi semakin asyik," jelasnya.
Yunus menambah, aplikasi lari ini sebenarnya serupa dengan aplikasi yang berada di telefon canggih i-Phone. Hanya saja, Yunus berusaha mengembangkannya. Dia berencana melengkapi aplikasi Lari! dengan tambahan fungsi penghitung kalori. "Jadi pengguna bisa tahu berapa banyak kalori yang telah terbakar saat olah raga. Tapi ada sedikit kesulitan, ternyata sensor yang ada di Smart Watch ini kurang canggih dan kurang sensitif. Saya masih akan terus mencoba," tegasnya.
Seolah tak mau kalah, Herno Bagus Pratama dan Dwi Martadinata turut memamerkan hasil karya mereka merakit robot Asuro. Robot yang menyerupai mobil tamiya ini, terdiri atas beberapa jenis dengan fungsi dan kemampuan masing-masing. Beberapa di antaranya adalah minesweeper, snack vision, ultrasonic, pull switch, dan line tracer. Minesweeper memiliki kemampuan mendeteksi logam di suatu tempat, sedangkan line tracer merupakan robot pembaca garis dan berjalan sesuai garis, yang dilengkapi dengan sensor inframerah.
Sementara pullswitch, memiliki kemampuan untuk menghindari halangan tertentu, jika tertabrak olehnya. "Jadi setelah menabrak sesuatu, pullswitch langsung mundur dan mengubah arah jalannya. Snack vision memiliki fungsi yang hampir sama dengan pull switch. Hanya saja lebih canggih, karena menggunakan sensor ultrasonik. Prinsip kerjanya serupa dengan kelelawar yang terbang di malam hari. Jadi ultrasonik digunakan untuk menghindari bahaya, atau halangan tertentu, sehingga tidak akan tertabrak," papar Herno.
Mahasiswa Teknik Elektronika semester empat ini berencana mengembangkan dan menerapkan teknologi snack vision untuk sistem keamanan mobil. "Dengan teknologi ultrasonik ini, mobil secara otomatis bisa memberikan tanda bahaya atau tanda adanya halangan kepada pengendara mobil, selanjutnya pengendara bisa waspada atau segera menghindari halangan tersebut. Bisa juga digunakan sebagai penghindar kecelakaan," ungkapnya. (arief ardliyanto/koran si)(//rfa)
Kali ini mereka memamerkan kebolehannya dalam merakit Smart Watch dan robot Asuro. Berwarna putih, minimalis, dengan fasilitas touch screen, merupakan desain yang sempurna untuk sebuah jam tangan canggih, atau yang lebih dikenal dengan nama Smart Watch. Jam pemberian perusahaan Sony ini dimodifikasi oleh Yunus Simulya, seorang alumnus jurusan Teknik Informatika ISTTS, menjadi jam tangan dengan beragam aplikasi android yang canggih.
Bisa dikatakan, Smart Watch ini merupakan akses cepat atau "short way" penggunaan aplikasi dalam telefon genggam android yang dimiliki pengguna. Pengguna Smart Watch dapat dengan mudah mengoperasikan aplikasi tertentu melalui jam pintar ini. Beberapa aplikasi tersebut antara lain phonebook, SMS, email, kalender, music player, dan game. "Smart Watch ini dilengkapi dengan fasilitas bluetooth, sehingga dapat mentransfer beberapa aplikasi android. Untuk dapat menggunakan Smart Watch ini, pengguna memang harus memiliki telefon genggam android, jika tidak, ya tidak bisa," tutur pria kelahiran Singaraja, 13 Juni 1989.
Layaknya telefon genggam, jam tangan ini pun dapat dicharge jika baterainya habis. Tak hanya itu, jam canggih ini juga dilengkapi dengan aplikasi unik yang sengaja dirancang khusus oleh Yunus. Sebut saja aplikasi Lari!. Aplikasi semacam agenda kesehatan atau olahraga ini membantu pengguna mengatur jadwal pola olahraga yang sehat selama kurun waktu tertentu.
Menariknya, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas pemutar lagu. Jika kita berolahraga dengan berlari, lagu yang diputar secara otomatis akan bermain cepat. Begitu juga sebaliknya, jika pergerakan kita melambat, lagu pun mengikuti irama gerakan kita, yakni melambat. "Jadi semua jadwal olahraga, lamanya waktu olahraga yang baik, rutinitas, dan berapa kurun waktu yang dibutuhkan, telah diatur secara otomatis oleh aplikasi ini. Ketika berolahraga dengan diiringi musik kesukaan kita tentu akan membuat kegiatan ini menjadi semakin asyik," jelasnya.
Yunus menambah, aplikasi lari ini sebenarnya serupa dengan aplikasi yang berada di telefon canggih i-Phone. Hanya saja, Yunus berusaha mengembangkannya. Dia berencana melengkapi aplikasi Lari! dengan tambahan fungsi penghitung kalori. "Jadi pengguna bisa tahu berapa banyak kalori yang telah terbakar saat olah raga. Tapi ada sedikit kesulitan, ternyata sensor yang ada di Smart Watch ini kurang canggih dan kurang sensitif. Saya masih akan terus mencoba," tegasnya.
Seolah tak mau kalah, Herno Bagus Pratama dan Dwi Martadinata turut memamerkan hasil karya mereka merakit robot Asuro. Robot yang menyerupai mobil tamiya ini, terdiri atas beberapa jenis dengan fungsi dan kemampuan masing-masing. Beberapa di antaranya adalah minesweeper, snack vision, ultrasonic, pull switch, dan line tracer. Minesweeper memiliki kemampuan mendeteksi logam di suatu tempat, sedangkan line tracer merupakan robot pembaca garis dan berjalan sesuai garis, yang dilengkapi dengan sensor inframerah.
Sementara pullswitch, memiliki kemampuan untuk menghindari halangan tertentu, jika tertabrak olehnya. "Jadi setelah menabrak sesuatu, pullswitch langsung mundur dan mengubah arah jalannya. Snack vision memiliki fungsi yang hampir sama dengan pull switch. Hanya saja lebih canggih, karena menggunakan sensor ultrasonik. Prinsip kerjanya serupa dengan kelelawar yang terbang di malam hari. Jadi ultrasonik digunakan untuk menghindari bahaya, atau halangan tertentu, sehingga tidak akan tertabrak," papar Herno.
Mahasiswa Teknik Elektronika semester empat ini berencana mengembangkan dan menerapkan teknologi snack vision untuk sistem keamanan mobil. "Dengan teknologi ultrasonik ini, mobil secara otomatis bisa memberikan tanda bahaya atau tanda adanya halangan kepada pengendara mobil, selanjutnya pengendara bisa waspada atau segera menghindari halangan tersebut. Bisa juga digunakan sebagai penghindar kecelakaan," ungkapnya. (arief ardliyanto/koran si)(//rfa)
Referensi : http://kampus.okezone.com/read/2012/06/15/372/647813/jam-tangan-pengatur-lagu-robot-penanda-bahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar